ZAINOTES. Pada tanggal 19 Maret 2011 yang lalu, kebetulan tidak ada kegiatan
hari itu, saya memutuskan untuk ke toko buku Gramedia di jalan matraman
Raya, 46-48 Jakarta. Di sini saya membeli beberapa buku. Ketika saya
tengah menunggu di antrean kasir dengan beberapa buku belanjaan, tepat
di depan saya ada seorang anak gadis kecil berjilbab yang tiba di meja
kasir dengan tiga buku yang mau ia beli. Dari penampilannya, ia bukan
anak dari seorang yang berada. Sambil memperhatikan pesan sms yang
masuk, saya melirik ke kaki gadis kecil itu, ia memakai sandal jepit
yang tampak kusam dan menipis. Saya bisa merasakan kegugupannya.
Petugas kasir menghitung harga semua buku itu, dan ternyata uang gadis
kecil itu tidak mencukupi untuk membeli ketiga buku itu. Gadis kecil
itu buru-buru memutuskan untuk membatalkan satu buku. Pada penghitungan
ke dua, kedua buku yang tersisa masih terlalu besar jumlahnya.
Pada
titik ini, orang-orang di belakang saya bertanya-tanya apa yang
menyebabkan tertahannya antrean. Bahkan, petugas kasir yang riang
tampak mulai cemberut dan menjadi sedikit tak sabar. Yang terburuk,
tampaknya gadis kecil itu akan berhenti mencoba membeli ketiga buku.
Tanpa banyak kata, atas dorongan naluri, saya segera bertindak, merogoh
ke dalam tas, mengambil dompet dan mengeluarkan uang kertas 20 ribu
rupiah. “Cukupkah ini baginya untuk mendapatkan kedua buku itu?”,
tanya saya dalam hati. Ternyata 20 puluh ribu rupiah cukup untuk
menutupi kekurangannya, bahkan masih ada sisanya. Gadis kecil itu
menatap sekilas ke saya, dengan malu-malu dan bergumam: “Terima kasih ya Om”…(hehehehe,
saya dipanggil om.com), Saya pun menganggukan kepala, sambil menyentuh
bahunya sejenak dan kemudian membiarkan dia berlalu di depan saya.
Tiba-tiba seorang wanita cantik berkacamata di belakang saya menepuk
bahu saya dan berkata: “Anda mengembalikan keyakinan saya akan sifat alami manusia”. Sadar dan tahu juga wanita cantik ini tentang apa yang saya lakukan… hehhehehe..
Saudara-saudariku,
apa yang saya ceritakan di atas, bukan mau menunjukkan bahwa saya
orang yang baik hati. Sebenarnya saya malu dengan semua kesempatan saat
saya seharusnya memberi, tetapi kesempatan itu tidak saya lihat dan
saya gunakan untuk memberi. Saya tidak memberikan uang kepada gadis
kecil itu agar saya dikenal. Saya melakukanya hanya semata untuk
membantu gadis kecil yang saya rasa akan mendapatkan manfaat bila
memiliki dan membaca buku-buku itu, dan tentu saja dia merasa gembira
karena telah memiliki buku yang mungkin ia inginkan selama ini.
Kejadian
ini mengingatkan saya bahwa kita tidak bisa memberikan kepada orang
lain, tanpa mendapat pengaruh positif untuk diri sendiri. Saya percaya
bahwa sebagai pribadi yang dicintai Allah, apa yang telah diberikan
Tuhan kepada saya adalah juga untuk dibagikan kepada yang lain. Dan
bila kita memiliki pola pikir yang melimpah, maka kita tidak perlu
kuatir akan kehabisan. Semakin banyak kita memberi, semakin banyak yang kita terima untuk diberikan kembali. Dalam hal ini rahasia dari memberi adalah: “saat Anda menjadikan dunia lebih baik untuk orang lain, Anda membuat dunia lebih baik untuk diri Anda sendiri.”
Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi
Salam ukhwah fillah selalu ^_^
Sumber: YusTL
0 komentar:
Posting Komentar