Selasa, 13 September 2011

BERSIKAP TERBUKA

Diposting oleh Muhammad Zainuddin





ZAINOTES. Sahabat dan saudaraku, berilmu dan menuntut Ilmu itu janganlah "berkacamata Kuda!"
Sebagai seorang muslim, kita diwajibkan untuk menuntut ilmu, baik yang disebut ilmu dunia maupun ilmu akhirat. Pada dasarnya Islam tidak membeda-bedakan ilmu dunia dan/atau ilmu akhirat, karena Islam adalah ajaran yg menyeluruh (terintegrasi) sehingga tidak ada perbedaan. Dikotomi pendidikan ini justru dibuat oleh manusia, yg pada akhirnya malah mengerdilkan posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

Seringkali kita merasa ilmu yg kita pelajari sudah mencukupi untuk berpendapat. Bahkan kita menjadi berani untuk ‘menghakimi’ sikap seseorang hanya berdasar ilmu yg kita miliki, padahal sebenarnya orang tersebut mempunyai juga dasar utk sikap/tindakan yg dia lakukan.

Contoh yg paling mudah adalah bersentuhan kulit dg lawan jenis bukan mahram. Saya yakin mayoritas kaum muslim Indonesia, terutama yg hanya tahu madzhab Syafi’i akan menganggap orang2 di Mekkah, yg sedang haji, lantas sering bersentuhan (secara tidak sengaja) sholatnya tidak sah karena aksi sentuh kulit tersebut. Mereka tidak tahu (atau untuk kasus lebih ekstrim, tidak mau memahami) pendapat lain yg ‘membolehkan’ sentuh kulit untuk kasus2 tertentu.

Kita bisa lihat juga untuk masalah sholat Jum’at dan hari Raya. Bagi yg tidak tahu bahwa BOLEH tidak sholat Jum’at, mereka akan menganggap dirinya lebih baik (takabur) dan menganggap orang yg tidak sholat Jum’at sebagai orang yg sesat.

Pengetahuan yg tidak memadai, cenderung menutup diri terhadap pendapat lain, serta keras kepala dan taklid buta menjadikan kaum muslim seperti kuda yg diberi kacamata. Dia hanya mau melihat apa yg dia lihat, beranggapan hanya jalan/pendapat dia yg paling benar, tanpa mau melihat atau mau tahu pendapat lain.

Kondisi ini terkadang diperparah dengan sikap para ulama, yg karena tidak mau kehilangan pengikut/jama’ah, dia lantas menyalahkan pendapat ulama lain. Jika sudah demikian, maka bentrokan antar jama’ah bisa terjadi karena keyakinan mereka terhadap ulamanya masing-masing.

Wallahu a’lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^

0 komentar:

Posting Komentar