Senin, 24 Oktober 2011

KIAT SUKSES BISNIS

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. Apakah sukses dalam bisnis bisa dilakukan secara alami atau memerlukan kondisi tertentu, alias kepepet? Bagaimana Anda menjadikan setiap detik menjadi sangat penting dan genting dalam hidup Anda.

Sejak 14 abad yang lalu Rasulullah Muhammad SAW menegaskan pentingnya memelihara dan menggunakan 5 hal sebelum datanynya (kepepet) 5 hal "Muda sebelum tua, sehat sebelelum sakit, kaya sebelum miskin, luang sebelum sempit, hidup sebelum mati". (HR Muslim).

Seorang sahabat nabi Muhammad mengatakan "Jemputlah rezeki untuk duniamu seakan-akan Anda akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhirat Anda seakan Anda akan mati besok".

Sukses Bisnis bisa dalam keadaan “Kepepet”

Seandainya sekarang anda tidak memiliki uang tabungan, penghasilan pun kurang dari 1 juta sebulan. Apakah anda bisa mendapatkan uang 10 juta – jam 9 esok hari?" Saat saya menanyakan pertanyaan ini kepada peserta seminar, hampir semua menjawab, Tidak Bisa.

Kenapa?? Karena mereka mengukur kemampuannya berdasarkan kondisi normal mereka. Dengan penghasilan 1 juta perbulan, jika savingnya 200 ribu perbulan, maka butuh 50 bulan untuk mendapatkan 5 juta.

Bagaimana jika pertanyaan saya ubah? Seandainya, malam hari ini, orang yang paling Anda sayangi, mendadak sakit keras. Dokter mendiagnosa ada sebuah tumor ganas yang harus dioperasi esok pagi. Jika tidak, maka (maaf) nyawanya akan melayang. Sedangkan operasi hanya bisa dilaksanakan jika anda menyerahkan uang tunai sejumlah 5 juta rupiah sebelum jam 9 esok hari. Bagaimana? Apakah anda masih akan mengatakan tidak bisa? Mayoritas akan menjawab, "Harus bisa". Kenapa? Karena KEPEPET, jika tidak, nyawa orang yang kita cintai tersebut akan melayang.

Jadi sebenarnya jika dalam kondisi yang terdesak dan tidak diberikan pilihan untuk "tidak bisa", manusia akan mencari jalan untuk berfikir "Bagaimana Harus Bisa". Tetapi kenapa sukses, kaya, membahagiakan orang tua atau keluarga, seolah bukan suatu kebutuhan yang mendesak?

Kiat Sukses : Mengapa The Power Of “Kepepet”

Sesungguhnya manusia telah diciptakan dengan potensi luar biasa, diluar apa yang kita pikirkan. Hanya saja potensi tersebut seringkali hanya akan keluar pada kondisi terdesak, seperti seorang nenek bisa melompat dari gedung setinggi 5 meter, saat kebakaran.

Coba amati biografi orang-orang sukses, banyak dari mereka yang ‘kepepet’ sebelumnya. Seperti per atau pegas, saat kita tekan, maka akan menimbulkan gaya yang lebih besar. Trus, apa yang harus kita lakukan? Cara Pertama untuk mengeluarkan ‘potensi kepepet’ kita, adalah dengan cara menvisualisasikan (membayangkan) seolah-olah kita dalam kondisi kepepet, maka kita akan mengfungsikan organ tubuh dan hormon-hormon kita, bekerja secara maksimal. Misalnya, bayangkan jika hari ini anda di PHK, apa yang akan anda lakukan?

Cara kedua, menciptakan kondisi kepepet secara Nyata. Misalnya dengan berhutang untuk modal usaha, secara otomatis akan membuat kita termotivasi untuk mengembalikan hutang. Atau, bisa juga kita terima orderan langsung, meskipun usaha belum mulai. Ada juga yang memberanikan diri membayar DP (uang muka) sewa ruko/ kios, setelah itu terpaksa berfikir bagaimana melunasinya. Jika anda masih single dan tidak punya tanggungan keluarga, mungkin anda mau langsung mencoba keluar kerja dan mulai usaha?! Semua itu pilihan anda lho, jangan salahkan saya untuk resikonya. Tergantung dari karakter masing-masing orang.

Lebih baik melangkah Maju menuju Sukses, daripada kepepet tapi tidak melakukan apapun.

Cara mana yang akan anda pilih, yang penting MELANGKAH, jangan kebanyakan mikir atau sekedar membaca artikel saya ini. Karena kehidupan anda tidak akan berubah hanya dengan mendengar, tapi dengan ACTION.

Seperti kata Rudy Hartono, apa yang membuatnya menjadi juara? Jawabnya: “Every Point is a Game Point.” FIGHT! GO FREEDOM WITH US!

Source: The Power Of Kepepet
Baca Selengkapnya

KEMBALIKAN CINTAMU KEPADA SANG KHOLIQ

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. "Di Sini Kita pernah bertemu, mencari warna seindah pelangi, ketika kau mengulurkan tanganmu, membawaku ke daerah yang baru, hidupku kini ceria...."

Matanya berkaca-kaca ketika laki-laki itu selesai membaca dan merenungi isi mushaf di tangannya shubuh itu. Dulu sekali laki-laki itu telah pernah berharap pada seorang perempuan yang dia yakin perempuan itu sangat mencintai dan menyayanginya, ada kilasan-kilasan di hatinya yang mengatakan bahwa mungkin dialah sosok yang selama ini dicari...dialah sosok yang tepat untuk mengisi hari harinya kelak dalam bingkai pernikahan.
 
Berawal dari sebuah pertemuan dan terjalinlah persahabatan. Berdiskusi tentang segala hal, terutama masalah masa depan ummat islam. Berjalan seiring dalam tugas yang sama membina ummat. Laki-laki itu sedang berproses menjadi da’i, ya da’i muda yang di kenal di kota itu.
Dan perempuan itu seorang aktivis muslimah yang juga berkarier sana sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil. Perempuan adalah aktivis muda yang enerjik, cerdas dan tentunya cantik, tidaklah heran jika menjadi perbincangan kaum adam.
Laki-laki dan perempuan itu bersahabat,
erat bahkan sangat akrab,
mereka sepasang sejoli yang mempunyai minat yang sama,
cita-cita besar yang sama dan lahan garapan dakwah yang sama.
 
Sehingga kedekatan itu membawa semangat laki-laki itu itu untuk terus menggali potensi dirinya sebagai penyeru agama Allah ini. Kedekatan itu berlanjut menjadi kedekatan yang intens, berbagi cerita, curahan hati, saling meminta saran, saling bertelepon dan bersms, yang akhirnya segala kehadirannya menjadikan suatu kebutuhan. Kesemuanya itu mengatasnamakan persahabatan.
 
"Pertemuan kita disuatu hari, menitikan ukhuwah yang sejati, bersyukur kehadirat ilahi diatas jalinan yang suci...."
(Doa Perpisahan-Brothers)
 
Sesungguhnya di hati masing-masing telah tergores sebuah rasa.
Ya .....rasa Cinta yang begitu dalam.
Laki-laki itu begitu sering ke tempat kost sahabatnya ini, tentunya seizin ibu kost yang juga merupakan ibu angkat dari sahabatnya ini. Dan kembali mereka saling curhat dan berbagi cerita.
Ada gelak tawa dan canda di sana.
Dan perempuan itu tampak begitu "cinta" kepada sang laki-laki itu, tampak dengan jelas perempuan itu sering mengunjungi tempat kerja bahkan rumah sang laki-laki. Perempun itu sangat baik bahkan terlalu baik bagi laki-laki itu.
Ia sering memberi bahkan di saat tidak di pinta sekalipun.
Dan selalu siap kapan saja sang laki-laki itu membutuhkan kehadirannya.
Mereka memang berdua dan selalu berdua,
Bersama anak-anak didik mereka.
Mereka terus berdua dan tetap dalam kata persahabatan.
Mereka berdua menyimpan ‘rasa’ itu, mereka saling menyimpan rahasia hati mereka masing-masing, mereka berdua baru bisa memperlihatkan pada aktivitas memberi dan menerima.
Sedangkan rasa itu tetap terpendam di lubuk yang paling dalam dihati mereka masing-masing. Mereka memahami ‘rasa’ itu tidak boleh terungkap karena takut terjebak dalam hubungan yang tidak dihalalkan syariat.
Mereka memahami itu dan memegang kokoh nilai-nilai ini. Dan rasa itu memang hanya ada di hati mereka masing-masing. Hanya Allah dan mereka sendiri yang tahu kalau mereka saling mencintai.
 
"Mengapakah Kita di temukan dan akhirnya di pisahkan, mungkinkah menguji kesetiaan, kejujuran dan kemanisan iman, Tuhan berikan daku kekuatan....."

Sampai suatu hari, laki-laki itu berat hati meninggalkan kota itu meninggalkan kota kelahirannya itu. Mungkin ini merupakan doa’nya yang di kabulkan Allah SWT, dimana ketika di sebuah sore dengan kondisi hujan yang sangat lebat, seakan-akan langit menumpahkan seluruh airnya.
Diatas sebuah sepeda dan dalam keadaan basah kuyup ia memenuhi janji bertemu dengan perempuan sahabatnya itu. Dan ketika itu ia berdoa sambil berurai air mata
" Ya ALLAH jika sahabatku ini adalah jodoh hamba segerakan pernikahan hamba dengannya dan permudah urusan pernikahan itu, tetapi jika bukan jodoh hamba ya Allah, bawalah hamba pergi jauh dari kota ini".
 
"Namun kini perpisahan yang terjadi, dugaan yang menimpa diri, bersamalah diatas suratan, kutetap pergi jua....."

Di halaman rumahnya. Di saksikan kedua orang tua dan adik-adiknya serta sahabatnya dia mengucap pamit untuk berlayar ke negeri seberang.
Dari awal sampainya laki-laki itu di tempat tujuan, mereka masih saling berkomunikasi, sang perempuan begitu memperhatikan keadaan laki-laki itu, ia menanyakan dimana tinggal dan bagaimana keaadan diri sang sahabat, dan begitulah cinta, ada perhatian dan kasih sayang.
Namun sayang semuanya masih terpendam.
Terpendam di hati yang sangat dalam. Dari sms dan telpon terlihat jika perempuan itu masih berharap dan menunggu laki-laki itu kembali ke kotanya. Perempuan itu tetap curhat dan berbagi cerita tentang kondisi di kota kelahiran laki-laki itu.
Ia bercerita bahwa ia belum bisa menemukan sosok partner kerja seikhlas laki-laki sahabatnya itu, dan terkadang sebuah harapan agar laki-laki sahabatnya itu cepat kembali. Dan sungguh, baik laki-laki dan perempuan itu tidak pernah lagi membuka hatinya untuk yang lain.


" Kini dengarkanlah, dendangan lagu tanda ingatanku, kepadamu teman, agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu, kenangan bersamamu, tak akan kulupa walau badai melanda, walau bercerai jasad dan nyawa..."
 
Laki-laki itu menyadari kalau sebenarnya kepergiannya itu adalah sebuah doanya yang terkabul. Tetapi hatinya goyah ingin kembali dan menyatakan isi hatinya pada perempuan itu, ia ingin meminang sang bidadari. Dia ingin bidadari itu menjadi kekasihnya seumur hidup. Tapi....begitu berat juga hati agar tidak kembali, dia teringat teman-teman aktivis yang lain begitu memuji sahabat perempuannya ini, begitu banyak teman-temannya berharap dapat mempersunting sang sahabat perempuannya ini....
Air matanya jatuh perlahan dalam sujud panjangnya dikegelapan malam... Dia berjanji untuk melupakan semua kenangan di kota kelahirannya. Dia tidak ingin mengisi hari- harinya dengan kesia-siaan.
 
"Lalu bagaimana dengan harapan perempuan terhadap sahabat laki-lakinya ini?
 
Hingga suatu ketika di malam sepuluh terakhir ramadhan setahun yang lalu laki-laki itu mendapat sms yang begitu memilukan hatinya "Abang, Sungguh, adek berharap bisa menjadi bidadari yang mendampingi hidup abang, apapun adanya abang". Ohhh.....Tuhan, mengapa ini terjadi di saat aku berusaha melupakan cintaku pada perempuan sahabatnya. Kembali air mata membasahi sajadah di sholat malamnya.....mengadu kepada sang pemilik cinta untuk menuntaskan gejolak hati ini. Hingga suatu hari......
 
Laki-laki itu mendapat tawaran menikah dari seorang yang tidak pernah di kenal sebelumnya hanya karena dia sering menulis artikel di www.myquran.com, begitu berat ia mau menerimanya sedangkan orang yang belum di kenalnya menunggu jawabannya.
Dan akhirnya melalui ustadznya proses ta’aruf, khitbah dan menikah begitu mudah, lancar dan tidak ada satupun hambatan.
Dan itulah JODOH, yang tidak dapat di pungkiri kebenarannya. Allah yang memberikan keputusan ini dan berakhirlah drama hati dua sejoli itu. Sepasang sahabat yang memendam cintanya demi sebuah syariat yang sangat mereka junjung tinggi.
 
Tuhan, Aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa, yang salah hanyalah persepsi dan harapan yang terlalu berlebihan dari kedekatan itu, dan proses interaksi yang terlalu dekat sehingga timbul gejolak dihati.... Biarlah hal itu menjadi proses pembelajaran dan pendewasaan bagiku untuk lebih hati-hati dalam menata hati," gumamnya pada suatu waktu. Dan begitu juga harapannya pada perempuan sahabatnya, agar bisa menerima keputusan dari ALLAH SWT ini.
 
Dunia laki-laki itu kini adalah dunia penuh cinta dengan warna-warna jingga, tawa-tawa pelangi, pijar bintang dimata istrinya yang menjadi pendamping hidupnya kini...Sebuh cinta yang suci dialiri ketulusan yang dianugrahkan ALLAH kepadanya...sebuah cinta yang tidak pernah kenal surut dan batas, dan yang paling kekal adalah cintanya pada Illahi yang selalu mengisi relung-relung hati..tempatnya bermunajat disaat suka dan duka... Indahnya hidup dikelilingi dengan cinta yang pasti.
 
Adakalanya ia ingat pada sahabatnya. Apakah sahabatnya ini akan memakinya, tidak, laki-laki ini yakin sahabatnya tidak demikian, bukankah mereka tidak pernah saling menucap cinta,
mereka tidak pernah berikrar untuk saling menyayangi sebagai kekasih, Sehingga....
sesaat bayangan sahabatnya itu pun hilang begitu saja...
dan masih adakah setangkup harapan agar dia kembali?
Laki-laki itu yakin Allahlah yang memiliki taqdir itu,
walaupun terlalu banyak kebaikan sang sahabat ...
akan ada seribu kata terima kasih untuknya demikian juga jika ada kata-katanya yang menyakitkan hati....
akan selalu ada beribu kata maaf untuknya...."
 
Sahabatku,
Jangan Kau Nanti lagi kehadiranku,
bukan berarti aku tidak mencintaimu,
sungguh aku sangat mencintaimu walaupun tidak pernah ku ungkapkan langsung padamu, biarkanlah ALLAH SWT menjalankan skenarionya, dan kita hanya menjalankan skenario dari-Nya itu.
Maafkan aku yang mungkin telah membuat dirimu menaruh harap, walau tidak pernah terucap dibibirku, karena kau memang sahabat sejatiku, teman berbagi cerita, selamat berpisah, doakan aku sahabat agar tetap istiqomah di jalan-Nya, dan aku akan selalu mengenangmu" Desah Laki-laki itu.
 
"Jikapun suatu saat nanti ternyata kita tetap di pertemukan dalam cinta kasih yang suci, jangan dipikirkan semua itu, semuanya Hak AllahSWT, biarkan Dia saja yang mengaturnya, jangan kau tutup pintu hati untuk yang lain, terima pinangan lelaki yang shalih dan jangan sekali-kali kau menolaknya karena kau akan mendapat fitnah karenanya demikian sebagaimana yang dikatakan Nabi 14 abad yang lalu. Jangan mengorbankan diri pada hal yang sia-sia sahabatku" Demikian tulinya di Diari.
 
"Mungkinkah telah terlupa, Tuhan ada janjinya, bertemu dan perisah adalah matan kasihnya, andai ini ujian terangilah, tambah kesabaran, pergilah Jelita..Hadirlah cahaya......"

Masih ada sejuta asa dan makna, yang akan tetap bercahaya, sahabat

"Lalu... bagaimana dengan cinta kita yang dulu pernah ada?
 
Laki-laki itu berkata " Biarkan cinta ini kukembalikan kepada pemilik-Nya. Dan tiadalah berdosa mencintai karena ini fitrah sebagai manusia. Sahabatku, di saat yang tepat nanti ALLAH SWT telah menyiapkan pengeran cinta untukmu dan tentunya yang terbaik, biarlah airmata ini mengiringi doa perpisahan kita....Teruskan Perjuangan.....ALLAHU AKBAR!!
 
"Sahabat.......betapa pilunya hati ini, menghadapi perpisahan ini, pahit manis perjuangan telah kita rasa bersama, semoga ALLAH meridhai persahabatan dan perpisahan ini....teruskan perjuangan...."

"Kan Ku utus salam ingatanku dalam doaku sepanjang waktu, ya ALLAH, bntulah hambamu, senyuman yang tersirat dibibirnya menjadi ingatan setiap waktu, tanda kemesraan yang bersimpul padu kenangku di dalam doamu, semoga ALLAH memberkatimu....."

Wallahu a'lam.
semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
salam ukhwah fillah selalu ^_^
ahmedridho.com/

Baca Selengkapnya

Minggu, 23 Oktober 2011

HADITS TENTANG AYAH, IBU, ANAK DAN KELUARGA

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. Ayah - Ibu - Anak - Keluarga

1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)

2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Saw bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih mempunyai kedua orangg tua?" Orang itu menjawab, "Masih." Lalu Nabi Saw bersabda, "Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad." (Mutafaq'alaih)

Penjelasan:
Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk mengurusi mereka.

3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada seseorang, "Kamu dan hartamu adalah milik ayahmu." (Asy-Syafi'i dan Abu Dawud)

Keterangan:
Terdapat satu riwayat yang cukup panjang berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin mengambil hartaku ...." "Pergilah Kau membawa ayahmu kesini", perintah beliau. Bersamaan dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril berkata: "Ya, Muhammad, Allah 'Azza wa Jalla mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau harus menanyakan apa-apa yang dikatakan dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka nabi pun bertanya kepadanya: "Mengapa anakmu mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin mengambil uangnya?" Lelaki tua itu menjawab: "Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah, bukankah saya menafkahkan uang itu untuk beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan saya sendiri?"
Rasulullah bersabda lagi: "Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah kepadaku apa yang engkau katakan di dalam hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!" Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi cerah dan tampak bahagia, dia berkata: "Demi Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt berkenan menambah kuat keimananku dengan ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah mendengarnya ..." Nabi mendesak: "Katakanlah, aku ingin mendengarnya." Orang tua itu berkata dengan sedih dan airmata yang berlinang: "Saya mengatakan kepadanya kata-kata ini: 'Aku mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah, bagai akulah yang sakit, bukan kau yang menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar maut,
padahal aku tahu ajal pasti akan datang. Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang kau cita-citakan, kau balas aku dengan kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan. Sayang..., kau tak mampu penuhi hak ayahmu, kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu. Engkau selalu menyalahkan dan membentakku, seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu ..., seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang benar sudah dipasrahkan.' Selanjutnya Jabir berkata: "Pada saat itu Nabi langsung memegangi ujung baju pada leher anak itu seraya berkata: "Engkau dan hartamu milik ayahmu!" (HR. At-Thabarani dalam "As-Saghir" dan Al-Ausath).

4. Jangan mengabaikan (membenci dan menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR. Muslim)

Penjelasan:
Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur akidah.

5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya kepada selain ayahnya sendiri dan dia mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang sebenarnya maka surga diharamkan baginya. (HR. Muslim)

6. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).

7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami).

8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari golongan orang-orang yang mengamalkan kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar Quthni).

9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu." (HR. Ibnu Majah)

Penjelasan:
Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap durhaka kepada mereka masuk neraka.

10. Apabila seorang meninggalkan do'a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)

11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya, "Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-maki ayah dan ibunya sendiri?" Nabi Saw menjawab, "Dia mencaci-maki ayah orang lain lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya. (Mutafaq'alaih)

12. Kedudukan seorang paman sebagai (pengganti) kedudukan ayahnya. (HR. Adarqothani)

13. Warisan bagi Allah 'Azza wajalla dari hambaNya yang beriman ialah puteranya yang beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-Thahawi).

14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)

15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)

16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan bertanya, " Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?" Nabi Saw menjawab, "Memberinya nama yang baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatirnu)." (HR. Aththusi).

17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui hanya kamulah yang memberi mereka rezeki. (HR. Ath-Thahawi).

18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan Muslim)

19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath-Thabrani)

20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)

21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu 'Asakir).

22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).

23. Seorang ibu yang kematian tiga orang puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk surga. (HR. Muslim)

24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah. (HR. Ath-Thahawi).

25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan) akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya) dan diberi nama. (HR. An-Nasaa'i)

26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara, aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan keluarga dekat) niscaya keluarganya akan mencintainya, diperluas baginya rezekinya, ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii').

27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan tidak akan masuk surga. (Mutafaq'alaih)

30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman (Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan keluhan dan pengaduan: "Ya Robbi, aku telah diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah diperlakukan dengan buruk oleh keluarga dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya Robbi, ya Robbi." Lalu Allah menjawab: "Tidakkah kamu ridha Aku menyambung hubunganKu dengan orang yang menghubungimu dan Aku putus hubunganKu dengan orang yang memutus hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari)

31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada keluarga beliau dari bagian rampasan perang yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah tangga selama setahun. Apabila ternyata ada kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara (baitul maal). (HR. Ahmad)

33. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).

32. Bukanlah dari golongan kami orang yang diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)


Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) - Dr. Muhammad Faiz Almath - Gema Insani Press
Baca Selengkapnya

E-BOOK KITAB AL-HIKAM KARYA IBNU A'THOILLAH

Diposting oleh Muhammad Zainuddin


ZAINOTES. Kitab al-Hikam karangan Imam Tajuddin Abu Fadhli Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athaillah Askandary boleh dianggap sebagai buku teks yang perlu dipelajari oleh orang-orang yang mau mendalami ilmu tauhid / tasauf serta berjalan pada jalan kerohanian. Di dalamnya mengandung kata-kata hikmat yang boleh dijadikan petunjuk jalan menuju Allah SWT dan mencapai keridoan-Nya.

Bagi sahabat yang sedang mencari e-book Kitab Al-Hikam tersebut silahkan download memalui link di bawah ini, semoga bermanfaat, aamiin.

Download:
Arab dan Terjemah Al-Hikam

Terjemah Al-Hikam (Melayu)
Baca Selengkapnya

MENGAPA LAMBANG BULAN SABIT DAN BINTANG IDENTIK DENGAN ISLAM

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. Mungkin ada saat dimana di benak pikiran teman-teman mengapa lambag atau simbol bulan sabit dan juga bintang menjadi identik dengan Agama islam ?
Tak jarang dan mungkin hampir setiap mesji memakai lambang bulan sabit dan mintang di kubah-kubah mesjid dan juga hal itu sering kita temui bahwa Bulan sabit dan bintang ini sering di pakai di dalam motif sajadah..

Mengapa hal itu terjadi? Aapak lambang bulan sabit dan bintang itu adalah lambang islam? Atau bulan sabit ada sangkut pautnya dengan Agama islam? Kok bisa ya lambang Bulan sabit dan bintang ini identik dengan agama Islam?

Hal ketidak tahuan umat tentang asal usul Bulan sabit dan bintang di agama Islam ini yang tidak pernah di pelajari di sekolah-sekolah, membuat para pelajar (sebagian besar teman saya tidak ada yang mengetahuinya) . Hal ini juga yang mengakibatkan para Non-Muslim membuat cerita-cerita konyol yang tak berdasarkan fakta dan sumber sejarah yang jelas. mereka mengatakan bahwa itu adalah dewa-nya agama islam dan sebagainya yang membuat saya muak membacanya. Astagfirullah ..

Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". QS. Al-Kaafiruun ayat 6

Mari kita kaji lebih mendalam tentang asal usul atau sejarah dari munculnya keidentikan lambang Bulan sabit dan bintang di dalam Agama Islam..


Jawabannya adalah :

Beberapa versi pengamat sejarah mengatakan bahwa sebenarnya asal muasal lambang bulan bintang berasal dari lambang khilafah Islamiyah terakhir yang dimiliki umat Islam, yaitu Khilafah Turki Utsmani.

Khilafah ini adalah warisan terakhir kejayaan umat Islam. Memiliki luas wilayah yang membentang dari ujung barat sampai ujung timur dunia. Wilayahnya mencakup tiga benua besar dunia, Afrika-Eropa dan Asia. Ibukotanya adalah kota yang sejak 1400 tahun yang lalu telah dijanjikan oleh Rasulullah SAW sebagai kota yang akan jatuh ke tangan umat Islam.

Rasulullah bersabda, "Qonstantinopel akan kalian bebaskan. Pasukan yang mampu membebaskannya adalah pasukan yang sangat kuat. Dan panglima yang membebaskannya adalah panglima yang sangat kuat.."

Berabad-abad lamanya umat Islam memimpikan realisasi kabar gembira Rasulullah itu. Namun sejak zaman Khilafah Rasyidah, Khilafah Bani Umayah hingga Khilafah Bani Abbasiyah, kabar gembira itu tidak pernah juga terealisasi. Memang sebagian Eropa sudah jatuh ke tangan Islam, yaitu wilayah Spanyol dengan kota-kotanya antara lain: Cordova, Seville, Granda dan seterusnya. Namun jantung Eropa belum pernah jatuh secara serius ke tangan Islam.

Barulah ketika Sultan Muhammad II yang lebih dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi panglima, jatuhlah kota yang pernah menjadi ibu kota Eropa itu. Lewat pertempuran yang sangat dahsyat dengan menggunakan senjata paling modern di kala itu, yaitu CANON atau meriam yang sangat besar dan suaranya memekakkan telinga, Muhammad Al-Fatih berhasil menjatuhkan kota konstantininopel itu dan menjadikannya sebagai ibu kota Khilafah Turki Utsmani. Serta menjadikannya pusat peradaban Islam.

Wilayahnya adalah tiga benua dengan semua peradaban yang ada di dalamnya. Saat itu bulan sabit digunakan untuk melambangkan posisi tiga benua itu. Ujung yang satu menunjukkan benua Asia yang ada di Timur, ujung lainnya mewakili Afrika yang ada di bagian lain dan di tengahnya adalah Benua Eropa. Sedangkan lambang bintang menunjukkan posisi ibu kota yang kemudian diberi nama Istambul yang bermakna: Kota Islam.

Bendera bulan sabit ini adalah bendera resmi umat Islam saat itu, karena seluruh wilayah dunia Islam berada di bahwa satu naungan khilafah Islamiyah. Tidak seperti sekarang ini yang terpecah-pecah menjadi sekian ratus negara yang berdiri sendiri hasil dari jajahan barat.

Wajar kalau lambang itu begitu melekat di hati umat dari ujung barat Maroko sampai ujung Timur Marauke. Inilah lambang yang pernah dimiliki oleh umat Islam secara bersama, bulan dan bintang. Dan lambang ini kemudian seolah menjadi lambang resmi umat Islam dan selalu muncul di kubah-kubah masjid. Dan kalau kita perhatikan, nyaris hampir semua kubah masjid di berbagai belahan dunia punya lambang ini.

Dan banyak institusi umat Islam yang juga memakai lambang ini, misalnya Masyumi di masa lalu. Bahkan di zaman reformasi, di Indonesia muncul Partai Bulan Bintang yang lambangnya bulan bintang.

Wallahu a`lam bish-shawab, wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^

Oleh: Ahmad Sarwat, Lc
Baca Selengkapnya

Sabtu, 08 Oktober 2011

TUK HATI YG SEDANG GUNDAH

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTS. hati yang sedang gundah......
Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia....
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih....
Allah SWT sudah menghitung air matamu.

Ketika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.

Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT sudah punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelpon...
Allah SWT selalu berada disampingmu

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang...
Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang lebih besar dari segalanya
dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.

Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas...
Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan....
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan
Allah SWT sedang berbisik kepadamu

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur....
Allah SWT telah memberkahimu

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban....
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi....
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu

Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap....
Allah SWT Maha Mengetahui.

Wallahu a’lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam persaudaraan selalu...hahayy...prikitieww ^_^
Baca Selengkapnya

LUANGKANLAH WAKTU JANGAN MENUNGGU WAKTU LUANG

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. Sahabat, terasa waktu berlalu dengan cepat, kadang tanpa terasa adzan ashar telah berkumandang, padahal perasaan baru saja menyelesaikan sholat dzuhur berjamaah di awal waktu. Iya, waktu memang berjalan cepat baik kita sadari maupun tanpa kita sadari.  Sepertinya baru kemarin melihat panitia kurban menyembelih hewan kurban dan membagi-bagikannya, dan sepertinya baru beberapa bulan yang kita menyambut teman-teman kita kembali dari tanah suci. Tapi lihatlah, tak di sangka waktu berjalan cepat, terlihat tenda-tenda tempat penjualan hewan mulai bertumbuhan di pinggir-pinggir jalan. Barusan  teman-teman yang mendapat panggilan ke tanah suci sudah mulai pamitan untuk berangkat ke tanah suci. Hmm..waktu memang berjalan dengan cepat.


Aku coba melihat diriku..sampai saat ini belum banyak yang telah aku perbuat untuk membenahi diriku sendiri, keluarga, saudara, apalagi untuk agama ini..astaghfirullah. Mungkin aku termasuk orang-orang yang hanyut dalam kesibukan dunia. Mencoba membangkitkan semangat untuk memanfaatkan waktu untuk berbuat lebih baik kepada orang lain dan mempelajari agama ini serta mengamalkannya, sehingga apa yang dilakukan berdasarkan ilmu yang benar sesuai dengan perintahNya dan sunnah Rasulullah saw. 
Sepanjang hari belakangan aku mulai berpikir, waktuku sepertinya tak banyak, kalo aku menunggu luang kok sepertinya tidak kunjung tiba. Padahal waktu yang ada adalah milik kita sepenuhnya. Seperti petunjuk hikmah yang diberikanNya kepadaku dari ucapan Baltasar Gracián seorang penulis spanyol di era 1650an. Ucapannya aku coba kutipkan seperti ini 

“yang benar-benar kita miliki saat ini hanyalah waktu, bahkan orang yang tidak punya apa-apa pun memiliki waktu”

Kalau di baca dan diresapi, benar yang dikatakan Gracian. Waktu selalu ada untuk kita, masalahnya harus kita apakan waktu yang ada, harus kita manfaatkan untuk apa waktu kita. Dan sisi lain waktu terus berjalan tidak menghiraukan orang-orang yang mau atau tidak memanfaatkannya.


Akupun kembali bertekad untuk meluangkan waktu yang ada dan tidak menunggu waktuku luang. Walau kenyataannya? Waktu yang aku sisihkan sedikit itupun sering terlalaikan dengan begitu saja. Masih kalah penting dengan urusan lain yang lagi-lagi untuk mengurusi kepentingan dunia ini… astaghfirullah kembali terucap dalam hati memohon ampun. “Aku harus lebih membulatkan tekadku” pikirku lagi
Alhamdulilah..temuan tulisan di buku bacaan sedikit memberikan pencerahan, yaitu tulisan iman al Hasan-al Basri seorang ulama yang wafat 101H. Beliau mengatakan :

Di awal setiap hari, berkumandanglah seruan “ Wahai anak adam aku ini ciptaan baru dan saksi bagi perbuatanmu maka manfaatkanlah aku dengan baik karena bila aku melintas, aku tidak akan kembali sampai hari kebangkitan. tAku adalah waktu yang kau miliki.

Subhanallah..kesalahan telah terjadi dalam hidupku. Aku belum bisa memanfaatkan waktu yang ada. Lihatlah dan cermatilah!, kenapa teman-teman kita masih mempunyai waktu untuk belajar bahasa arab, menyempatkan diri untuk belajar baca Al Quran, menghapal surat-surat Al Quran, menyempatkan diri untuk ikut pengajian di berbagai tempat dan semua mereka lakukan dengan konsisten. Begitu juga yang di kantor, mereka bisa menyelesaikan tugas kantornya dengan cepat, bisa menyelesaikan pendidikan non formal sebagai pelengkap dengan menyisihkan waktu kerjanya dengan baik. Sedangkan aku? aku masih belum optimal memanfaatkan waktuku...lihat saja pelajaran bahasa arabku yang sudah 9 kali pertemuan, 4 pertemuan di antaranya terlewatkan olehku. Berapa masa hidupku untuk bisa berbuat baik kepada orang lain? Hmm akupun tidak bisa menjawab. Bagaimana aku bisa menciptakan “atsar”-kenangan mulia setelah aku mati nanti. Padahal umurku mungkin tak panjang. 


Ya Allah kuatkanlah tekadku, aku belum bisa istiqomah dijalanMu. Berikanlah kemudahan kepada hambaMu dan jangan Kau sempitkan hidupku. Semoga aku tidak termasuk orang yang melewatkan karuniaMu seperti yang pernah disampaikan Rasulullulah saw 

“Abdullah bin Abbas meriwayatkan bahwa nabi Muhammad saw berkata “ada dua karunia yang dilewatkan banyak orang, yaitu kesehatan dan waktu bebas untuk berbuat kebaikan” (HR Al Bukhari)

Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.
cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^
Baca Selengkapnya

KEPEPET

Diposting oleh Muhammad Zainuddin


ZAINOTES. Di sebuah kerajaan, seorang raja yang juga  seorang kesatria yang tangguh, mengadakan sayembara untuk mencari seorang kesatria yang pantas mendampingi putrinya. Sayembara sangatlah sederhana,
“Barang siapa yang berani menyebrangi kolam renangnya yang berjarak 20 meter saja maka akan menjadi seorang pemenang. Hadiah bagi pemenang adalah akan dipersuntingan dengan putri raja .” Siapa yang tidak mau dapat putri raja yang cantik?
Cukup hanya menyeberang kolam. Tunggu dulu…..,
ada pemberitahuan lainya.
Ternyata,
di kolam renang ada seekor buaya betina (kalau jantan mah namanya pakaya) yang sudah 1 tahun tidak diberi makan.
Siapa berani hanyo?!
Padalhal ribuan peserta sudah bersiap-siap di pinggir kolam untuk mendapatkan impianya.
Tapi mendadak nyali mereka ciut, setelah tau ada buaya yang ikut berenang. Asli, tak ada yang mau menggadaikan hidupnya meski di iming-imingi menjadi menantu raja, yang berarti bias menjadi raja juga kelak.

Sunyi sepi tak ada yang bergerak. Tiba-tiba terdengar bunyi “byuuurrr”!
semua langsung menatap kolam yang berkecipak.
Ada dua gerakan yang bergerak sama-sama cepat,
saling berkejaran, hingga munculah seorang pemuda dengan tampang menggigil dan nafas ngos-ngosan.
“Selamat! Anda menjadi pemenang.”
"Apa kiatnya menyebrangi kolam dengan buaya ganas di dalamnya?” Tanya sang raja.
Pemuda itu menatap sang raja dengan wajah keheranan, lalu menatap wajah hadirin dengan wajah memerah. Hoii! Siapa tadi yang mendorong saya masuk kolam?! Siapa?! Teriak lantang dengan galak.


Di dorong ke kolam, di paksa mengambil resiko, kepepet mempertahankan hidup yang mengekuarkan kemampuan super kita yang tersembunyi.
Tentu saja, siapa mau sich dijorokkan (dibeburkan) dan harus menggung resiko?
Namun dalam hidup, dijorokkan adalah suatu kiat/kebutuhan kita menuju sukses. Jika tidak, maka kita akan berjalan di tempat dalam zona nyaman kita saat ini. (tepok)

Wallahu a'lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dah teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^

Baca Selengkapnya

BAHAGIAKANLAH DIRIMU....!!

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. Saya mengenali seorang wanita yang kerap menjalin hubungan istimewa bersama lelaki. Sebaik hubungan sedia ada menemui titik buntu, dia pasti mencari cinta yang baru. Hidup bersendirian bukanlah pilihan kerana baginya kesunyian bermakna tiada kebahagiaan. Dia sentiasa ingin menyintai dan dicintai, menyayangi dan disayangi.


Suatu ketika, dia bersama seorang lelaki yang dilihat sangat sesuai untuk dirinya. Cuma sayangnya, lelaki itu tidak memberikan sepenuh cinta yang didambakannya. Namun dia membiarkan saja perkara itu terjadi tanpa mau memutuskan ikatan yang terjalin.


Apabila ditanya, mengapa? Jawabannya, dia tidak punya pilihan lain, kerana dirinya bersendirian bukanlah sesuatu yang diinginkan. Bersendirian bagai suatu penanggungan yang amat memeritkan berbanding kurangnya kasih saying dari kekasih. Walau itu tidak sebagaimana yang diimpikan.

Sampai saatnya, hubungan itu menjadi bertambah buruk. Perpisahan terjadi juga. Ketika itu, dia bersedia menghadapi kemungkinan yang berlaku dan terpaksa juga hidup tanpa teman. Sungguhpun dia amat benci hidup sendiri, namun akhirnya dia kelihatan boleh menjalani saat-saat getir itu tanpa kekecewaan yang memusnahkan. Dia bagaikan baru sedar bahawa sebenarnya dia mampu hidup sendirian.


Sembilan bulan berlalu, sehinggalah dia menemui seorang lelaki yang amat baik budi. Kali ini, lelaki tersebut mau menjalin ikatan lebih serius dan tinggal bersamanya, dan itulah yang sering diharapkan dari semua kekasihnya sebelum ini. Akan tetapi, entah kenapa, kali ini dia menolak. Dia menyedari, terlalu banyak kebahagiaan yang dapat dinikmati walau hanya hidup bersendiri.

Kisah di atas adalah cerita benar yang diberitahukan oleh seorang wanita kepada Richard Templar, penulis buku The rules of love. Buku ini, buat kesekian kalinya merupakan hadiah dari suami yang saya kasihi.


Saya tertarik dengan kesimpulan Templar  yang pada  akhir pengkisahan wanita berkenaan. Menurut Templar, sungguhpun pada awalnya wanita itu bagaikan tenggelam dalam hubungan yang tidak kesampaian, namun dia hanya membiarkan dirinya lemas lantaran takut hidup bersendirian.

Akan tetapi, saat menyedari bahawa dia mampu hidup lebih gembira dan bahagia walau tanpa seseorang di sisi, dia mulai meletakkan standard yang jauh lebih tinggi.

Andai nantinya, dia hidup berpasangan, kehidupan itu harus lebih membahagiakan dan menyenangkan dibandingkan ketika dia bersendirian. Jika hidup berdua lebih menjamin seperti itu, barulah dia sanggup menggadaikan kehidupan bersendiriannya.

Seterusnya, Templar merumuskan, untuk beroleh bahagia seseorang itu perlu belajar untuk merasa bahagia dan gembira dengan dirinya sendiri, tanpa campur tangan pihak lain. Dengan itu, barulah seseorang itu dapat mengatasi dan menghadapi rasa takut apabila tiba saatnya dia ditinggalkan seorang diri.

SITUASI BERBEDA

Kisah dan rumusan dari Templar itu amat menguja dan membantu. Saya sebenarnya pernah menerima satu pesan di inbox dari seorang wanita yang menghadapi situasi berbeda dari kisah wanita di atas. Saya petik sebagian isi inbox dengan sedikit pengubahsuaian  tanpa mengubah maksud asal pengirimnya. Inti dari pesan tersebut adalah :

 Saya masih tidak faham kenapa seseorang perlu menikah.
Jujur saja, dari umur 13 tahun, saya telah membuat keputusan untuk tidak mau menikah. Tahun ini saya sudah berusia 25 tahun, dan orang yang paling tidak senang bersendirian ini ialah ibu saya.

Saya masih tidak percaya dengan sebuah ‘hubungan’( relationship ).
Saya pernah bertanya teman-teman, kenapa mereka sangat ingin menikah? Kebanyakan jawaban yang saya dapat, kerana menginginkan anak. Dan saya seperti tak percaya, apa? Sekadar itu? Kemudian, setelah itu, apa lagi ?


WHY we need to get marry?
Dua kisah berbeda dari dua wanita muda. Yang pertama tidak boleh hidup sendiri dan sentiasa mencoba untuk memiliki seseorang untuk mencurahkan kasih mesra, manakala yang kedua pula merasa cukup dengan bersendiri, tidak memerlukan seseorang untuk didampingi.

Seorang percaya bahawa bahagia hanya apabila ada seseorang untuk berbagi suka duka, manakala seorang lagi tidak percaya bahagia hanya bila ada perhubungan dan cinta.
Saya coba memahami arti bahagia dari perspektif kedua-duanya, dan di sinilah saya menemukan dua titik penting yang dapat saya ketengahkan dari kisah wanita di atas dan rumusan yang dibuat oleh penulis untuk membantu menjawab persoalan dari inbox yang saya terima.


APAKAH ITU BAHAGIA?
Berapa banyak manusia hari ini yang kelihatanya bahagia, namun realitinya mereka masih mencari-cari kebahagiaan yang hakiki.

Mereka mengandaikan kebahagiaan dapat diperoleh dengan menikahi wanita kerana parasnya yang cantik rupawan atau lelaki dengan wajah yang tampan, atau kerna harta yang melimpah ruah, keturunan yang baik-baik, yang punya pendidikan tinggi, pekerjaan yang cemerlang dan semisalnya, namun setelah bergelar suami isteri, terasa masih ada kekurangan.

Berapa banyak pula yang mengandaikan kebahagiaan akan terbit dari kehadiran anak yang ramai. Anak-anak yang sewaktu kecilnya, mulus, imut, menggemaskan dan menghiburkan. Akan tetapi, setelah dewasa, dengan berbagai masalah yang melanda, rasa bahagia semakin hilang dan sirna.

Ketika itu, mereka bagaikan tersadar, kecantikan dan ketampanan pasangan bukan lagi kebahagiaan. Harta yang melimpah bagaikan tiada gunanya, keturunan yang baik, pangkat dan pekerjaan yang cemerlang pun tidak menjamin rasa gembira. Dan ketika itu juga, mereka bagaikan tersadar, anak-anak yang ramai tidak semestinya boleh menjadi puncak tenang dan damai.

Semua itu tidak mencerminkan kebahagiaan !

Jiwa mulai merasakan resah dan gelisah. Duduk tak senang, berdiri tak tenang, makan tak kenyang, mandi tak basah, tidur tak lena. Pendek kata serba serbi rasa tak membahagiakan.


ARTI BAHAGIA
Justru itu, saya agak bersetuju dengan rumusan dari Templar tentang bahagia. Penilaiannya itu walau tidak sepenuhnya bertepatan dengan nilai agama, namun ia boleh diubahsuaikan untuk memenuhi kehendak dan ‘ruh’ dari didikan Islam, bahawa untuk mencapai kebahagiaan di dalam hidup, seseorang itu perlu terlebih dahulu bahagia dengan dirinya.

Namun, perlu diingat, bahagia dengan diri bukan bermakna kesenangan dan kegembiraan dikelilingi perkara-perkara berbentuk material dan kebendaan, akan tetapi bahagia dengan diri ialah tenang bahagia yang lahir dari rasa ‘bertuhan’.

Inilah peraturan cinta Islami.

Bahagia atas setiap perintah Allah. Gembira dengan menjauhi semua larangan-Nya. Baik susah atau senang, tawa atau tangis hiba, ketenangan dan kebahagiaan itu sentiasa mengiringi kerana keyakinan dan kefahamannya bahawa dirinya ‘ada’ DIA Yang Maha Mengasihi, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha segala-galanya untuk dia mengadu tentang nasib diri.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(Yaitu ) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenang.” ( Surah Ar Ra’du ayat 28 )

Inilah manfaat yang paling agung. Mentaati Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mengenali Pencipta yang setiap perbuatan-Nya amat berbeda dari makhluk yang ada. Memahami setiap kebaikan dan keburukan yang diberi-Nya adalah ujian keimanan. Menginsafi betapa hikmah yang tersurat dan tersirat dari segala yang berlaku dalam hidupnya adalah di dalam pengetahuan dan kehendak Tuhan. Semua ini menjadi pendorong dan motivasi untuk dia tampil tenang. Inilah ‘rasa’ kebahagiaan yang kekal abadi.

Ringkasnya, ketenangan dan kebahagiaan yang diperolehi adalah hasil dari ingatan yang istiqomah kepada Allah ar Rahman.


MENIKAH UNTUK BERBAGI
Jika dari kisah wanita pertama, setelah menemui rasa bahagia dengan bersendirian, dia menolak hidup berpasangan, maka di dalam Islam, perkara sebaliknya pula yang dianjurkan.

Menikahlah untuk berbagi kebahagiaan.

Tujuan dari perkahwinan di dalam Islam, bukan semata-mata untuk menghalalkan kasih cinta si lelaki dan perempuan, atau untuk mendapatkan anak dan penyambung warisan keluarga. Tetapi lebih dari itu ia adalah manifestasi kesyukuran yang terbit dari kebahagiaan dan ketenangan diri untuk sama-sama dinikmati oleh orang lain sebagai pelaksanaan seruan Allah dan Rasul yang dicintai.

Menikah demi mengambil manfaat dari janji Allah SWT bahawa sakinah, mawaddah dan rahmah, semua itu tersedia di dalam sebuah ikatan yang sah.

Firman-Nya :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” ( Surah ar Rum ayat 21 )

Menikah juga sebagai mengikut satu jalan ( sunnah ) dari jalan-jalan yang dianjurkan oleh Rasul-Nya sebagaimana sabda Baginda yang bermaksud :

“Daripada Anas r.a, katanya telah bersabda nabi S.A.W bahawa menikah adalah sunnahku, barang siapa yang membenci sunnahku, maka dia bukan dari golonganku.”

Bila peraturan ini difahami sebaiknya, maka seorang wanita yang bahagia akan menjadi isteri yang membahagiakan suami dan anak-anaknya. Begitu juga, seorang lelaki yang bahagia, akan melebarkan kebahagiaan itu kepada isteri dan anaknya.

Keluarga yang bahagia melahirkan masyarakat yang bahagia. Masyarakat yang bahagia mewujudkan sebuah negara yang bahagia. Bahagia bernaungkan rahmat dan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Alangkah besar kesan yang lahir dari individu yang bahagia dengan dirinya! Maha Suci-Mu, Ya Allah !

BAHAGIAKAN DIRIMU…
Akhirnya, insafilah, bahawa insan yang disayangi, baik pasangan ( suami atau isteri ), anak-anak, saudara-saudara dan sanak kerabat, bukanlah puncak dan sumber bahagia. Mereka hanya lah salah satu jalan dari kebahagiaan di dunia.

Being alone is great, but being with them is even better! Begitu juga harta, pangkat dan kesenangan yang ada. Ambillah manfaat yang tersedia darinya tanpa melupakan akhirat yang lebih kekal di sana, sebagaimana Allah SWT berfirman :

وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” ( Surah Al-Qashas ayat 77 )

Ingatlah dua perkara ini : (1) Bahagiakan dirimu dan (2) Berbagilah rasa bahagia itu.

InsyaAllah, kebahagiaan dan ketenangan akan senatiasa memayungi, kerana bahagia sebenarnya adalah dari ‘jiwa kehambaan’ yang sejati.

Hidup bahagia bersama-Nya, walau tanpa atau bersama mereka yang tercinta.


Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^
Baca Selengkapnya