Senin, 08 Agustus 2011

TENTANG SHOLAT (BAGIAN 2)

Diposting oleh Muhammad Zainuddin

ZAINOTES. Sahabatku fillah yg insya Allah dalam keridhoanNya, taukah apa yang dibutuhkan seorang muslim dalam mengarungi hidup di dunia ini?
Tidak lain ialah petunjuk atau dalam bahasa arabnya hidayah.



Setiap hari kita memohon petunjuk, minimal 17 kali kita disaat sholat...
Ihdinasshirotol Mustaqiim” Tunjukilah kami jalan yang lurus.


 Sahabat, ada yang tau apa jalan yang lurus itu? Apakah jalan tol atau jalan yang tidak berbelok alias lempeng mulu? Hehehee... ^_^

Gambaranya seperti ini, dimanakah jalan raya solo-semarang itu..? Oh itu loh jalan yang melintasi kota boyolali dan salatiga, jelas. Jadi kita tau persis jalan yang ingin kita lalui agar tidak sampai salah arah. Lain halnya kalau kita sendiri pun tidak tau jalan ke semarang. Kita yang ingin bertujuan pergi ke semarang karena tidak tau jalanya mungkin malah pergi ke mediun atau malah jogja.

Nah, kalau begitu apa jalan yang lurus itu? Masak kita meminta yang kita sendiri tidak tau apa yang diminta, aneh kan, he3x...

Seperti dijelaskan pada ayat selanjutnya jalan yang lurus yaitu:
“Shirathal ladzina an'amta alaihim, ghairil maghdhubi'alaihim wa ladhdhallin (yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalannya orang-orang yang sesat.


Jelas sekarang, jalan yg lurus adalah jalannya orang-orang yang diberi nikmat.
Lantas disini saya akan mengajukan pertanyaan lagi, siapa orang-orang yang diberi nikmat? Apakah orang yang diberi nikmat itu adalah mereka yang diberi kelebihan rizki, apakah orang yang diberi nikmat itu orang-orang yang diberi kesehatan, atau apa...(Tanya pada diri sendiri)

Dijelaskan dalam Surat Annisa: 69 yaitu:
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiqiin, para syuhada, dan orang-orang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Sekarang kita paham orang-orang yang diberi nikmat dalam Surat Alfatihah di atas. Yaitu para Nabi, para siddiqin, para syuhada  dan orang-orang yang sholeh.


Sahabat,
apa yang menyebabkan mereka semua mendapat nikmat dari Allah? Padahal golongan Nabi berbeda dengan golongan siddiqin, syuhada, orang-orang sholeh maupun sebaliknya, pasti ada hal yang sama di antara mereka yang membuat mereka mendapat anugerah kenikmatan.

Disini kita bisa mengambil benang merah, benar bahwa dari mereka semua ada yang sama yaitu, keimanan,  ketaqwaan dan aqidah mereka.

Jadi,
ketika kita meminta jalan yang lurus kepada Alllah, …Tunjukilah kami jalan yang lurus”  berarti kita meminta jalan-jalan yang pernah dilalui oleh para Nabi, para Shiddiqin, para Syuhada dan jalannya orang-orang sholeh. Yaitu jalan terjal penuh perjuangan. Ketika kita meminta jalan yang lurus berarti kita siap untuk menerima cobaan yang pernah dilalui oleh mereka.

Apakah kita dari golongan para Nabi, tidak.., golongan shiddiqin (seperti Abu Bakar) tidak, golongan syuhada tidak  juga maka minimal kita dari golongan sholihiin, yaitu golongan orang-orang sholeh agar tetap senantiasa dalam jalan yang lurus.


Nah, sekarang apakah kita merasa khawatir dan mulai meragu berdoa: ya rabb, tunjukilah kami jalan yang lurus...?
Bukankah kita telah membaca basmalah sebelumnya?
Bukankah itu berarti kita telah menyandarkan diri kepada Allah?
Bukankah itu berarti kita telah pasrah-menyerah dan menyediakan diri untuk ditolong Allah?


"Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku lah menjaganya. Sesungguhnya kamu (iblis) tiadak ada kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu mereka yang sesat." (QS.Al Hijr: 41-42)


sahabat,
bukankah kita yang selalu memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus?


"Maka kemanakah engkau akan pergi-bergerak? Al-Quran itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam yaitu bagi siapa saja di antaramu yang mau menempuh jalan yang lurus." (QS. At Takwiir: 26-28)

Kalau begitu mari kita terus membaca Al-Quran secara bermakna sebagai kitab petunjuk yang mengarahkan langkah demi langkah menuju kepada jalan yang lurus.

"Alif lam miim. Kitab Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya, sebagai petunjuk bagi mereka yang bertaqwa." (QS. Albaqoroh:1-2)


sahabat,
bukankah kita yang selalu memohon diberikan petunjuk kepada jalan yang lurus?

…maka celakalah bagi orang yang sholat, Yaitu orang-orang yang lalai dari sholatnya, ( QS Al Ma’un: 5-6)

Kalau begitu mari kita perbaiki sholat kita, jangan hanya melakukan ritual sholat, gerakan sholat, rutinitas sholat namun kita hayati dan maknai sholat kita, bukan hanya pada saat sholat saja melainkan saat diluar sholat itulah kita bisa menilai kualitas sholat kita, apakah kita masih mengingatNya dan taat kepadaNya seperti halnya pada saat kita sholat dan meninggalkan semua laranganya seperti halnya kita meninggalkan semua hal-hal yang membatalkan rukun dan sifat sholat kita.


Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitana, wa hablanaa min ladunka rahmah. Innaka anta al-Wahhaab (QS. Ali Imran: 8)


Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia, aamiin ya robbal'alamiin.


Wallahu a’lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^


 Oleh: Muhammad Zainuddin

0 komentar:

Posting Komentar