Rabu, 10 Agustus 2011

JODOH

Diposting oleh Muhammad Zainuddin


ZAINOTES. Jodoh bukan datang karena adanya persamaan semata, justeru perbedaan akan semakin terlihat jelas pada saat menikah. Perbedaan adalah rahmat, jika terjadi kesepakatan secara terus menerus. Untuk itu dituntut tidak hanya saling memberi dan menerima, tetapi juga pada saat melakukan perubahan dan menerima perubahan pada pasangan hidup ke arah yang lebih baik.


Bagaimana pandangan anda mengenai konsep Jodoh?

Jodoh pada dasarnya bukan sekedar bertemu, merasa cocok sesuai dengan idaman yang diimpikan maka terjadilah pernikahan. Konsep jodoh sebenarnya soulmate (belahan jiwa). Seseorang mengatakan cinta, hanya kepada saat memberi dan menerima. Namun sering dilupakan orang dalam konsep jodoh, yaitu saat melakukan perubahan dan saat menerima perubahan. Kita seringkali melihat jodoh hanya dari sisi kesamaannya saja, justeru pada saat kita mendapat jodoh, perbedaan semakin terlihat.

Pada saat menikah seseorang dituntut untuk mampu saling berbagi, mengisi dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik terhadap pasangan hidupnya. Pada saat mencari jodoh sering melihat secara fisik saja, hal ini mendorong seseorang mencari pasangan hidup sesuai dengan apa yang diidamkan. Orang menikah sebaiknya terkonsep bukan sekedar mencari keturunan semata tapi lebih untuk meningkatkaan amal ibadah.


Ketika Allah menentukan jodoh manusia, apakah si A harus berjodoh dengan si B atau kita sendiri yang menentukan pilihannya ?

Pada dasarnya perkawinan berbeda dengan jodoh. Perkawinan terjadi
komitmen antara Allah, dirinya dan sesamanya (pasangan), tapi kalau
jodoh belum terjadi komitmen besar antara makna keluarga itu sendiri.
Sebaiknya soulmate jangan kepada satu orang, karena jika soulmate-nya banyak berarti silaturrahminya baik. Sebab jika silaturrahminya baik akan jauh lebih mudah menciptakan hubungan untuk membangun perkawinan yang lebih baik. Yang dikatakan soulmate karena adanya kesamaan, saling mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing. Setiap orang bisa berjodoh dengan siapa saja, tidak harus si A dengan si B, namun jika sudah atas kehendak ALLAH, menjadikannya suatu kepastian.

Pada dasarnya kita yang menentukan jodoh kita sendiri, tentunya dengan ridha dari Allah. Jika ada orang yang sudah mendaftarkan ke KUA namun ALLAH tidak meridhai, pernikahannya dapat saja batal. Yang menjadi persoalannya seringkali orang tidak melihat apakah soulmate ini merupakan kehendak Allah atau kehendaknya sendiri. Persoalannya lebih kepada sejauh mana ikhtiar kita dalam berbagi dengan soulmate. Kita tidak boleh menilai seseorang lebih dahulu dan jangan memberikan kesimpulannya dahulu sebelum mendapat ridha Allah. Untuk itu kita sebagai hamba Allah sebaiknya berikhtiar lebih banyak lagi dengan kapasitas yang ada.


Jika seseorang bisa berjodoh dengan siapa saja, jadi memungkinkan
seseorang untuk melakukan Poligami ?

Soulmate tidak hanya berlaku kepada suami isteri, tapi bisa kepada semua orang. Didalam suatu perusahaan diperlukan soulmate agar terjadi kerjasama yang baik. Soulmate tidak harus menikah sebab untuk menikah diperlukan komitmen. Jadi seseorang bisa ber-soulmate dengan siapapun,
nanti pernikahan tergantung komitmen. Banyak orang didasari oleh nafsu yang berlebihan karena memiliki tendensi macam-macam sehingga melakukan poligami. Lain sekali dengan konsep Rasulullah SAW, beliau menikah bukan karena hawa nafsu tapi karena fitrahnya harus berbagi dan berbagi dan menolong kepada umatnya.


Lalu bagaimana menjaga keharmonisan rumah tangga ?

Suami istri pada dasarnya dijodohkan bukan karena persamaannya tapi
justeru karena perbedaannya. Dengan adanya perbedaan dengan suami dan isteri maka akan dapat saling mengisi, saling memberi, saling menerima dan saling melakukan perubahan serta saling melakukan pertumbuhan. Semua ini dijalankan saja dulu, jika nantinya berseberangan kemudian terjadi kesepakatan terus menerus maka itulah rahmat. Pada dasarnya suami isteri berjodoh bukan karena cocok dan seirama tapi karena kita bisa mengisi suasana dikala kita sedang sedih dan gembira, dia punya waktu untuk bertoleransi dengan kita. Sehingga ada sesuatu yang terisi dalam jiwa kita.


Mengapa sekarang ini terjadi pergeseran usia pernikahan, dulu pada usia belasan tahun seseorang sudah menikah tapi sekarang banyak yang menikah pada usia matang ?

Saya tidak setuju ungkapan tersebut. Bukan karena kurang keberaniannya seseorang belum menikah, saya sangat tidak setuju ukuran usia dijadikan problem. Di usia berapapun menikah tidaklah jadi soal, karena Allah melihat bukan karena dari usianya saat menikah, namun lebih kepada amalan dan perbuatan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam perkawinannya.


Menikah muda baik dan menikah di usia matang juga baik tidak sekedar
untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah tapi juga mampu totalitas dan bertanggung jawab terhadap pernikahan itu sendiri.


Apa yang menjadi penyebab wanita terlambat memperoleh jodoh ?

Bisa karena traumatik di masa lalunya sehingga mendorongnya takut
melangkah ke masa depan. Saya melihat wanita sekarang ini bukan sekedar cerdas dan pintar tapi mampu melihat lingkungan sekitarnya. Saya melihat wanita saat ini mengambil keputusan untuk menikah bukan karena pertimbangan umur tapi karena lebih mewaspadai apa yang harus dilakukan dalam satu komitmen diri. Godaan hidup di kota besar begitu berat.
Misalnya sudah dapat seseorang yang baik, tetapi jika ada yang lebih
baik lagi maka akan timbul suatu keraguan. Jadi orang masih ragu atas
pilihannya sendiri jika bertemu yang lebih baik atau lebih ganteng.



Bagaimana kalau persoalannya jodohnya itu sendiri yang tak kunjung datang ?

Faktor utama yang paling besar, kita lebih banyak mengambil hak
prerogatif Allah dari sisi keputusan apapun. Gagal dalam membina
hubungan, bukan karena Allah tidak memberikan jodohnya mungkin itu bukan yang terbaik untuk dirinya. Banyak orang berandai-andai lebih banyak ketimbang memberikan keputusan dahulu. Kalau belum ada pasangan, tetap harus memposisikan diri untuk siap. Tetap optimis dan tidak berputus asa dalam mempersiapkan diri menuju pernikahan.


Beberapa tips dalam mencari jodoh


1. Jangan jadikan traumatik masa lalu sebagai patokan sehingga tidak
memberikan solusi ke arah yang lebih baik.

2. Jika belum memiliki pasangan hidup kita tetap harus memposisikan
untuk siap dan berani menanggung segala resikonya dalam membina hubungan rumah tangga.

3. Jangan pernah mengharapkan seseorang untuk jadi seperti yang kita
harapkan tapi lebih melihat bagaimana kita menempatkan diri kita
terhadap orang lain.

4. Jika kita ingin mendapatkan jodoh maka kita harus berkonsentrasi
bukan kepada mana yang harus dipilih tapi berkonsentrasi dengan
melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.

5. Tidak perlu mengkhawatirkan usia, di usia berapapun menikah baik jika kita mau mempertanggung jawabkan pernikahan kita terhadap Allah dan terhadap pasangan.

6. Carilah soulmate sebanyak-banyaknya agar silaturrahminya baik

7. Teruslah berdo'a karena do'a merupakan proposal kita terhadap Allah, jangan pernah berprasangka buruk terhadap Allah.

8. Jangan pernah menilai, memberi label dan kesimpulan kepada seseorang karena jodoh atas ridha Allah semata, manusia hanya wajib berikhtiar tapi Allah yang menentukan segalanya.


Wallahu a’lam.
Semoga ada hikmahnya.
Cari dan teruslah mencari cinta Ilahi.
Salam ukhwah fillah selalu ^_^

By: Nurcahyo Adikusumo

0 komentar:

Posting Komentar